OPTIMALISASI PENDIDIKAN DINIYAH DAN TAHFIDZ AL-QUR'AN DI PONDOK PESANTREN WALISONGO JOMBANG: MENCETAK GENERASI QUR'ANI

  • Erma Athiyatur Rofi’ah STAI Ihyaul Ulum Gresik
Keywords: Pendidikan, Diniyah, Tahfidz Al-Qur'an

Abstract

Selain menata lembaga pendidikan dan sistem manajerial yang baik.  Upaya menjadikan pondok pesantren sebagai pondok pesantren yang mampu menjawab tuntutan zaman diperlukan sumber ilmu yang integratif, yaitu memadukan antara program diniyah dan program Tahfidz Al-Qur'an. Hal ini hampir serupa dengan sumber ajaran Islam (al-Qur’an dan Hadits) dan hasil observasi, eksperimen, dan penalaran logis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) program pendidikan diniyah terbagi menjadi tiga bagian yaitu wustho, jami'ah, dan ulya. Mata pelajaran dibagi menjadi lima; pertama Tafsir, kedua Akidah, ketiga Akhlak, keempat fiqih, dan kelima bahasa (nahwu, shorof, dan imla'). Ketiga bagian tersebut dapat digolongkan ke dalam beberapa kelas sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.  (2) Program pendidikan tahfidz Al-Qur'an ada dua tahapan program yaitu sebagai berikut; (a) Tahap 1 juz atau program 1 bulan, (b) Tahap 2 juz atau program 1 bulan. Tahap program 1 juz atau 1 bulan sama dengan 20 halaman yang diperuntukkan bagi tingkat santri aliyah dan santri. Sedangkan program tahapan 2 juz atau 1 bulan sama dengan 40 halaman di peruntukkan oleh santri tahfidz murni. (3) Pondok Pesantren Walisongo Jombang terdapat program pendidikan yang santrinya melaksanakan dua program yaitu diniyah dan tahfidz Al-Qur'an, pelaksanaannya dilakukan melalui program yang dinamakan DPQ (Departemen Pendidikan Al-Qur'an) dan pengajian kitab setiap hari jumat yaitu biasanya diterapkan pada santri program pendidikan diniyah juga diberikan pada santri program pendidikan tahfidz Al-Qur'an atau sebaliknya, semua santri sama-sama bias mempelajari kitab dan menghafal Al-Qur'an.

Published
2024-12-30